Wednesday, January 21, 2015

Pray for Air Asia QZ8501 Passengers

January 1st, 2015 
at 03.00 WIB

"May the lights of the fireworks cheer up for those who miss

May the dark of the night cover up their scars and their tears

May those who have gone, Rest In Peace"

Friday, August 15, 2014

Time is What We Need



Jakarta, 15 Juli 2014
16:27 WIB

Aku ingin bicara tentang sebuah quotes yang menggugahku pagi ini.
Quotes itu berbunyi “Time is what we need most but what we use worst.”
Kontan saja tulisan ini mengingatkan aku akan berapa banyak detik, waktu, jam, hari, minggu dan seterusnya, yang kubuang percuma. Takaran “percuma” atau “sia-sia” ini mungkin hanya aku saja yang dapat merasakannya. Kita memiliki takaran penilaian masing-masing tentang diri sendiri, bukan?
Aku teringat sebuah ayat di Al-Qur’an yang berbunyi “Demi masa sesungguhnya manusia kerugian.” Demi masa. Ya demi masa atau waktu dalam artian sempitnya. Kita sungguh dalam kerugian. Jika kita tidak mensyukuri dan menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Karena sesungguhnya manusia harus ingat akan 5 hal ini.
“Sehat sebelum sakit. Tua sebelum muda. Kaya sebelum miskin. Lapang sebelum sempit. Dan Hidup sebelum mati.”
Begitulah bunyi surat Al-Ashr dalam Al-Qur’an.
Aku pernah mengabaikan waktu. Ah bukan pernah lagi. Mungkin bisa terbilang sering. Tapi bukan berarti ini membuatku harus bertindak cepat dalam melakukan segala hal. Bukan secetek itu juga. Tapi bagaimana aku menikmati dan mensyukuri tiap detik yang aku punya. Karena tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi bahkan 1 detik ke depan. Apakah tulisan saya akan selesai, atau terhenti di tengah-tengah karena tidak diperkenankan Allah memiliki waktu lagi.
Aku butuh waktu untuk menyampaikan tulisan ku ini. Aku butuh waktu untuk membangun pertemanan. Aku butuh waktu untuk memutuskan suatu pilihan. Aku butuh waktu untuk mempersiapkan segala hal untuk cita-citaku. Aku butuh waktu untuk mencapainya. Tapi apakah aku menggunakan waktu yang aku punya untuk sungguh-sungguh meraihnya?
Bahkan kadang kita bisa alpha, apakah keputusanku berada hari ini di sini, di waktu ini, adalah keputusan yang tepat untuk berada di jalan yang lurus sesuai cita-citaku maupun jalan yang lurus yang Allah bentangkan untuk kita?
Mulai saat ini aku akan mencermati setiap langkah yang akan aku lakukan, dan menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Meski aku harus berhadapan dengan macet lalu lintas sekalipun, tak ada waktu untuk mengeluh.

Saturday, February 8, 2014

Pesinden dengan Musikalitas Mancanegara

Panggung gelap. Seketika lighting berwarna merah di atas penonton menyorot lurus ke belakang, ke arah jalan yang memotong di tengah-tengah penonton. Tiba-tiba suara tinggi nan merdu terdengar dari seorang wanita berpakaian kebaya mewah dan tata rias yang berwarna. Nyanyiannya pelan-pelan menyihir sukma. Pelan-pelan pula, pesinden ini menuju panggung yang sudah diset sedemikian rupa penuh alat musik gamelan dan alat musik band seperti drum, gitar, dan keyboard.



Peni Candra Rini menyanyikan lagu "Among Rasa" sebagai lagu pembuka di pagelaran seni "The Art of Making a Music Concert" yang digelar di Bentara Budaya Jakarta, Kamis 6 Januari 2013. Dengan diiringi band Sentana Art besutan suaminya, "Idud" Dwi Nugroho, Ia menyanyikan lagu-lagu lainnya yaitu; "Balung", "Bramara", "Sekar", "Panas Tea" sebagai ekspresi terhadap masalah-masalah yang kerap terjadi di Indonesia, "Si Kodir" yang didedikasikan untuk Warkop DKI, "Banyu", dan terakhir "Sang Penari". Konser yang berlangsung 2 jam lebih ini disambut meriah oleh penonton malam itu. Nuansa budaya Jawa lengkap dengan sesajen, membuat konser malam itu berbeda. Terlebih lagi, semua alat musik Sentana Art adalah buatan tangan Idud sendiri.



Peni, wanita kelahiran Tulungagung, Jawa Timur 22 Agustus 1983 ini  menembangkan nyanyiannya dengan musik tradisional Jawa yang dipadukan dengan musik modern. Ia mampu menembus estetika olah-vokal dan musik dari ranah tradisi etnis dunia. Sebagai dosen musik di Institut Seni Indonesia, Ia mampu mengekspresikan berbagai keterampilan olah vokal dan "warna" yang khas dirinya. Ketika mendengarnya teknik vokalnya saya teringat akan kemampuan artis-artis mancanegara. Terlebih bahasa tubuh dan koreografi tariannya di panggung merepresentasikan kebebasan berekspresi. Berbeda dengan gambaran sinden yang selama ini saya pahami, yaitu duduk rapi di barisan samping dari jejeran alat musik gamelan, Peni justru menjadi "bintang utama" dengan keahliannya menguasai panggung, dihiasi tariannya yang luwes.

Sebagai seorang awam yang bukan berasal dari tanah Jawa, penampilan Peni mampu menembus wawasan dan hati saya. Menurut saya ini karena musikalitas dan teknik menyanyinya yang berwarna, serta percampuran musiknya dengan alunan band Sentana Art yang modern. Penampilannya malam itu mampu membuat saya "betah" duduk berlama-lama mendengarnya. Berikut cuplikan video klip berjudul "Sekar" oleh Peni Candra Rini:Pesinden Bermusikalitas Mancanegara



Saturday, August 24, 2013

Self-Reminding

Kepada Semesta yang kami tinggali
Terimalah permintaan maaf kami
Atas ketidakberhati-hatian diri
Serta laku yang bikin perih

Kami berjanji akan segera menyadari
,setiap kami akan menentukan langkah kaki
di atas bumi pertiwi.
Agar tidak lagi
ada pilu padamu yang mengharuskan-Nya
mengingatkan kami
dengan murka yang tidak sanggup kami bayangkan.

Indah
25 Agustus 2013
02.08



Monday, August 5, 2013

‘Rencana Allah pasti lebih indah dari rencana kita yang terindah‘

Saturday, April 6, 2013

Twit Si Sagittarius.. (Sebuah Analisis Zodiak Malam Minggu)

Suatu malam minggu, seorang Sagittarius #ngetwit tentang masing-masing gebetannya yang berjumlah 12 orang. Semua gebetannya berbeda zodiak. Beginilah kira-kira twit Si Sagittarius tentang para gebetannya:


"Emang mata orang Sagittarius itu tajem..ngena deh tatapannya.. :')"

"Kadang Libra tuh suka semena-mena yee.. *No offense buat yg ngerasa Libra* iissh.."

"Aquarius yang lucu dan baik, hatimu tidak bisa tertebak.. But i know amazing people aren't easy person. nyihihi :).."

"Kalau lagi weekend gini enaknya ngajak Aries jalan-jalan, makan, dan tertawa.. hihi.."

"Leo yang dominan dan berapi-api enaknya diajak jalan bareng juga nih biar marah2nya seharian ilang..hihi :)"

"Susahnya jalin hubungan sama Si Scorpio, paling ga bisa gue baik sama orang dikit. Posesif minta ampun deh si Scorpio.. >.<"

"Amannya dijaga sama Cancer,, tapi pengen bebas juga sih.. Tarik ulur terus deh ;)"

"Nah, mudah2an Pisces ga baca timeline.. Si Sagit lagi ceplas-ceplos..no offense ya Pisces ;) cup cup :*"

"Mau ajak Capricorn keluar deh, biar gak kerja mulu ngejar mimpi2nya.. Yuk Party, Caps! <{:-)"

"Udah deh, Taurus. Yang lalu gak usah diungkit2 dong. Tp aku tau kamu bisa diandalkan :)"

"Eh Gemini, tiap kita lg bosen, kita lakuin sesuatu yg menantang, yuk! Kayak megang komitmen kamu salah satunya. Menantang tuh! 8-}"

"Tuh kan Si Virgo gak sabaran :D *ups! RT: pirgo dong pirgo.."

"Enaknya kalau diurus sama Virgo nih, semuanya teratur dan orangnya always be the best. Ya sekali2 santai dikit boleh lah, Virgo :)"

Nah, abis ini Si Sagittarius mesti sholat tobat. Pedes ameut mulutnya :D
Maafin yah teman-teman. Tp jujur itu enak bgt lho ^^,


******sekian******


Tuesday, March 26, 2013

Kepada Tukang Sapu Kampusku

Pada tukang sapu kampusku
Bangga engkau dengan kausmu
Kaus kuning tertulis nama kampus kebanggaan negerimu
Pakai tiap hari meski lusuh
yang dengannya kau teguh
Genggam stik kayu berujung ijuk
Sekokoh mimpimu

Tanpa balas, sapaan itu tersungging
Sambut pagi ketika mahasiswa terkejar waktu
Ketika hati kami berdebar karena telat datang kelas
Ketika wajah dosen menari-nari
Dan terbayang kertas-kertas tugas di kepala
Lalu kau,
Pemuda tukang sapu,
Ringan kau menyapa

Ingin kesal tanpa alasan jelas
Tapi jadi malu ujungnya
Aku mahasiswa
Mengapa sering mengeluh?
Padahal umur kita sebaya

Kita sama-sama makan nasi,
sama-sama punya mimpi,
sama-sama berpamitan...
"Bu, aku pergi ke kampus dulu ya!"

Tak ada bedanya bukan?

Yang membedakan adalah..
Sapu membuat hatimu ringan
Sedangkan aku? mahasiswa bependidikan yang mengeluh
pada beratnya isi seonggok tas!

Kedai Kecil Simpang Jalan

Kedai kecil
Simpang jalan
Hari petang
Sepiring omelet membuka percakapan

Seorang pemuda dan seorang anak laki-laki penjual koran
 

"Bagaimana harimu?"
"Laku satu, Kak. Tidak lebih banyak dari penghasilan teman-teman saya yang mengemis...

Kakak ndak makan?"
"Kamu lebih lapar.. Eh, lihat deh bapak diseberang sana?..
Belilah semua korek apinya, lalu kemarilah.."
"Tak punya uang, Kak"
"Carilah uang, Dik"



............

"Kak, ini sudah saya beli semua. Lalu?"
 

Pemuda itu tersenyum

"Berapa semuanya dikali tiga kali lipat harga korek apinya? Kakak bayar! Juga koran hari ini satu, ya!"
"Terima kasih banyak Kak, tapi kenapa?"
"Sepadan bagi sebuah kerja keras tanpa meminta, Dik."
...
See your name and notice you online, my heart still beats so fast

- Ini akibat kuliah yang terlalu ambil serius semua hal -

A:    Lupa ya cara bersenang-senang?
B :   Enggak ah
A :   Kok tadi serius banget sih?
B :   Itu becanda tauk, gak usah diambil serius, lupa ya cara bersenang-senang?
A :   ............