Monday, December 19, 2011

Hari-hari Terakhir di Kosan Hijau

Teman sekamar udah pindah, tinggal beberapa hari lagi masih disini.
Dua tahun cuy! Dua tahun. Bukan waktu yang sebentar kami di kosan hijau ini.
Dari yang masih pacarnya dulu si "anu" jadi si "ehem" mampir ke teras depan pacaran ditemenin satpam kosan (hihihihi) , dari harga perkamarnya 440ribu sampai jadi 650ribu *melotot*, dari jaman masih suka bareng-bareng kemana-mana nempel segeng sampai sekarang udah punya kesibukan masing-masing.

Kosan hijau ini biar keliahatannya gedung kayu reot, tapi banyak angin keceriaan buat perempuan-perempuan tangguh Sastra Jerman --> Ira, Sodik, Sekar, Rara, Desin.
Dan semuaaaaa *pas banget nih ada backsoundnya Marcell*.....
Dan semua berakhir di Januariii ...
Januari 2012, kosan ini sudah gak ada kami lagi.

Kemana?
Sodik, dia dan saya sudah berjanji padahal untuk bikin skripsi bareng-bareng di kamar ini satu semester. Tapi apa di kata takdir berkata lain. Sodik kecelakaan cukup parah di kampus. Sejak itu bapak ibunya gak bolehin lagi dia ngekos , ya di bulan Desember 2011 ini. Rasanya sepi gak ada lagi langkah kaki buru-buru masuk kamar dan Sodik masuk jawab Assalamualaikum dari gue *lah.
Sepertinya percakapan tiap malam kita tiap hari sudah jadi dongeng sebelum tidur.

Rara Desin, mereka sudah akan lulus semester ini karena mereka gak skripsi. Dulu ya pas kita masih lowong kuliahnya, ngobrol sampai tengah malam, foto-foto, gosip, nonton dvd, sampai nyalon mendadak di kamar rara sampai tengah malam itu hal yang biasa. Kami pemeran antagonis di kosan ini karena lengkingan suara ketawa kita sampai tengah malam pastinya ganggu kamar-kamar sebelah. hehehe.

Sekar, dia udah gak boleh ngekos lagi semester depan. Alasannya sama kayak saya, udah makin mahal kosan ini. Kalau dulu jam 6-7 itu waktu kita makan keluar di warteg plus sesi curhat, sekarang ya jam segitu lagi sibuk sama laptop masing-masing dengan kerjaannya masing-masing. 

Kosan hijau, mungkin 10 atau 20 tahun lagi kosan ini masih ada. Pak Jun dan Mas Iwan yang setia jaga di depan, jaga motor saya juga (Mas Iwan pernah ngegembok motor saya pas saya lupa gembok motor). :0

Kita akan punya hidup di jalan pilihan masing-masing , setelah ini .

*hahahah* Aufwiedersehen.