Thursday, February 24, 2011

The King's Speech


Apakah orang gagap itu aneh? Apakah menjadi gagap itu salah ?
Menjadi gagap itu hal biasa. Terkadang gagap bisa dialami semua orang ketika bertemu suatu kondisi tertentu pada orang tertentu.

Bagaimana jika gagap itu dialami oleh seorang Raja Inggris King George VI. Bayangkan saja, kemampuan berpidato dan kewibawaan yang ditampilkan untuk mendapatkan image yang bagus bagi rakyatnya, bagi seorang pemimpin itu sangat penting.

Film ini dibuka dengan kehadiran Prince Albert (diperankan oleh Colin Firth), seorang Duke of York, dan merupakan putra kedua dari King George V. Ia hendak berpidato di depan ribuan rakyat pada tahun 1925, dalam Britsh Exhibition di Wembley Stadium, dengan didampingi istrinya, Elizabeth (diperankan oleh Helena Bonham Carter). Disana dia menemukan kendala saat berpidato. Sindrom gagapnya datang dan itu sangat tidak nyaman bagi siapapun yang hadir disana.

Kemudian istrinya datang ke seorang terapis asal Australia, Lionel Logue, untuk meminta bantuan bagi gangguan suaminya itu. Logue dan "Bertie" (nama kecil Prince Albert) bertemu dalam kecanggungan antara seorang biasa dengan seorang bangsawan. Ketidakpercayaan Bertie akan terapi Logue pun luntur setelah Logue memberinya piringan hitam suara Bertie sendiri, setelah Bertie membacakan sebuah paragraf sambil memperdengarkan musik, sehingga ia tidak bisa mendengar suaranya.

Bertie yang keras kepala akhirnya luluh juga. Ia akhirnya mau mengikuti saran Logue dan lambat laun gangguan gagapnya membaik. Banyak aturan-aturan keistanaan yang harus dikesampingkan demi kesembuhan Bertie.

Selama terapi, Logue mengungkap bahwa gagap itu bukanlah bawaan dari lahir, karena tidak ada bayi yang terlahir gagap. Hal itu memang benar, karena Bertie mengaku mulai mengalami gangguan gagap sejak berusia 5 tahun. Ia mengalami krisis kepercayaan diri karena dia selalu menjadi nomor dua bagi ayahnya. Ayahnya sering melakukan tindakan kekerasan terhadap nya. Bertie tidak pernah berambisi untuk menjadi nomor satu.

Selain itu, kakaknya yang diharapkan sejak kecil untuk menjadi raja Inggris berikutnya, justru memilih mundur menjadi raja setelah tergoda menikahi seorang janda. Untuk menjadi seorang raja Inggris, permaisuri Inggris tidak boleh seorang janda. Hal ini membuat Bertie mau tidak mau harus mengemban tanggung jawabnya sebagai Raja Inggris setelah ayahnya King George V tutup usia.

Klimaks dari film ini adalah ketika Bertie harus membacakan pidato perang terhadap Jerman tahun 1939, menyiarkannya ke seluruh penjuru negeri melalui siaran radio yang di siapkan di dalam istana Buckingham.

The King's Speech, yang disutradarai oleh Tom Hooper dan skenarionya ditulis oleh David Seidler ini, mengajarkan kepada kita betapa pentingnya mendengar karena ada orang-orang di dunia ini yang mengalami kesulitan mengeluarkan suaranya dan mengungkapkan pendapatnya.

Film ini mendapatkan 12 Academy Awards, 7 Golden Globes, dan Colin Firth memenangkan posisi Best Actor. Sejumlah penghargaan tersebut tidak dapat diragukan lagi.

Salah satu keunggulan dalam film ini adalah pengambilan gambar melalui penempatan kamera yang khas. Hal ini didukung dengan view pemandangan UK yang indah, dan penataan setting yang diambil di rumah Logue, istana, dan di berbagai adegan lainnya. Hal ini membuat The King's Speech adalah film yang patut ditonton tahun ini .

-----
-iraindah-

Sunday, February 20, 2011

ikutan goodreads.com yuk !

Halo, ini hari minggu dan gue bukan tidak melakukan apa-apa seharian ini. Entah kenapa hari ini gue sangat aktif sekali.

Padahal ini sudah larutt malam lho yaa.

Hanya ingin promosi situs jejaring sosial yang baru gue ikutin. namanya
http://www.goodreads.com

dan ini profile gue
http://www.goodreads.com/user/show/5008858-indahraira

ayo-ayo yang suka baca , mari ikutan. Siapa tau bisa tukar pikiran ttg buku-buku yang udah dibaca, tukar ilmu, tukar pinjam buku, bahkan sampai bisa tukar nomor handphone. ehehehe

Yuk budayakan membaca sejak dini. Lebih tepatnya, sejak dini hari ini, karena sekarang sudah dini hari, ikannya mau boboo *haiah

Selamat Malam , orang-orang malam :)

Februari

Alkisah ada sebuah hari ketika gue berkenalan dengan teater tanpa sadar. Berawal dari pementasan Sendratari Krida Budaya Mei 2010 lalu yang judulnya "Sensasi Urban Jakarta". Ya, disana gue memang menari, walau mendapat beberapa dialog sebagai mpok-mpok gosip.

Dan di tahun 2011 ini gue bersentuhan lagi dengan teater keluaran IKSI punya nya Sastra Indonesia UI. Nama teaternya teater Pagupon yang punya arti burung dara. Awal mulanya gue hanya melihat selebaran di mading FIB, kalau Pagupon Open recruitment buat orang di luar IKSI sebagai penari, penyanyi, produksi, dsb. Secara spontan gue daftarkan diri dan teman gue Rara buat jadi penyanyi. Udah lama kita memang tertarik banget sih sama Sasina tadinya. Sasina itu semacam grup vokal dari Sastra Indonesia, yang punya aliran khas Sasina. Aliran nya "Galau" deh pokoknya.

hmm, awalnya kita takut banget lho di hari pertama datang rapat bareng anak-anak Pagupon. Isinya wajah-wajah yang sempat gue lihat berseliweran di FIB sih. Tapi yaa namanya masuk ke komuitas baru yakan ? Dimana-mana yang paling sulit itu memulainya bukan?

Kesan pertama kita datang rapat adalah, kita gak tahan. Bukan gak tahan sama anak-anaknya, tapi gak tahan karena mata kita merah terkena asap rokok yang bertubi-tubi. hehehe. Tapi sekarang sudah terbiasa sih.

Terus latian di teater daun hari-hari berikutnya. Kami jalani dengan wajah positif alias Perezz.. :D hmm, ya bisa dibilang gitu kali ya. Lanjut lagi ada latihan alam ke Puncak . Awalnya gue sama rara takut ini ajang perpeloncoan seperti yang kita dapati di tempat lain. Tapi gue meyakinkan rara kalau kepergian kita ke puncak bisa mendekatkan diri kita sama anak-anak Pagupon.. Dan ternyata memang begitu adanya.

Anak-anak Pagupon sangat ramaah. Sangat terbuka. Tapi satu yang paling menyenangkan adalah karena mereka sangat lucu segala tingkah lakunya.

Yang paling ajaib sih ya, celotehannya Lucky, Nina, Emon, dan Cai. Ah, Juara banget bikin kita tertawa seharian.

hmm, mengenai empunya Pagupon, alias Mas Keca', awalnya gue segan sama doi. Tapi, ternyata Mas Keca' orangnya doyan iseng juga. Nasi yang gue udah ambil di piring buat makan siang gue, dia embat . hmm, tapi Mas Keca' orangnya baik. Jadi kita semua senang dengannya :)

Di puncak, di villa nya Kak Ian, gue mendapat kesan yang satu. Galau. Tempatnya pas banget buat galau. Sejuk, asri, Homey, dan selalu diputar lagu-lagu sasina yang sudah juara galaunya. Mungkin sesi yang paling ngena di kepala gue adalah sesinya nyanyi dalam kolam renang yang sangat dingin itu. Kita disuruh nyanyi lagu Sasina kam disana. Hmm, coba deh , kan gue anak baru saat itu yang belum hafal lagu-lagunya. jadi gue hanya mangap-mangap mirip anak TK belajar ngaji.

Ya, sesi lainnya yang paling ngena itu sesinya Harjay. NGENA nya maha dahsyat. Ngena sendi-sendi, otot, dan mood gue saat itu. Bayangkan saja kita mengolah tubuh sedemikian rupa selama 4 jam-an di atas rumput baasah, ketika malamnya kita harus pentas kecil-kecilan lho. hehehe
Kalau ada yang belum tau sesinya harjay itu kayak apa, coba ingat aja Gerakan senamnya Betty Tilarso dicampur gerakan melantainya Ratu kayang plus gerakan jalan kodok mengitari lapangan. Apa jadinya betis kita-kita ini kam. hehehehe
tapi , terima kasih lho Harjay, tanpa mu kita tidak pernah membakar kalori sebanyak itu hari itu. Terima Kasih Harjay :)

Sesi lainnya , sesi Artistik (pengadeganan) oleh Mr. Anas. Pertama kali gue liat pria ini, dipikiran gue orangnya kalem lho. Ternyata gue salah besar. Dia pembicara yang ulung. Mungkin dia harusnya masuk Fakultas Hukum aja atau jadi reporter. hehehe. Tapi ada yang menarik, dia sempat kehabisan kata pas ngisi sesi itu. Dan entah kenapa gue bisa menambahi. Misalnya pas dia mau bilang sesuatu tentang inti dari teater absurd itu apa, dia mengeluarkan ekspresi merem-merem, sambil bilang, "apa itu namanya?" , "hmm", "itu lho", "bukan..bukan". Terus gue nyeletuk "maksudnya Visual?" . Dan dia langsung bilang gini "nah itu dia, I Like That! "
:D
haha. itu saat dia bilang I Like that itu, spontan kita semua tertawa kam. Lucu aja. Mana si Ucup nyebut "I Like That " juga lagi pas sesi musik . Maksudnya buat ngecengin Mr. Anas.

Ya, malam itu Mr. Anas juga termasuk jadi bahan cengan mereka. entah kenapa, karena saat itu gue roaming. hehe

Ya, yang jelas, si Mr.Anas ini dia kedepannya jadi Asisten Sutradara pementasan Rashomon yang kita garap ini. Di Rashomon ini dia berperan jadi mayat dengan predikat memuaskan sebagai mayat (berasal dari sebuah komentar yang gue dengar). Mungkin dia berbakat jadi aktor FTV barangkali. Ya, saya doakan semoga dia bisa menjadi apapun yang dia mau dan jadi orang sukses. Dan kalaupun sukses, semoga ajak-ajak kita yaaa . hehe

hmm, sudah. cukup sekian dulu ya laporan tentang teater ini.
Mungkin kalau ada kesempatan, kita cerita-cerita lagi ttg Teater Pagupon :)