Alkisah ada sebuah hari ketika gue berkenalan dengan teater tanpa sadar. Berawal dari pementasan Sendratari Krida Budaya Mei 2010 lalu yang judulnya "Sensasi Urban Jakarta". Ya, disana gue memang menari, walau mendapat beberapa dialog sebagai mpok-mpok gosip.
Dan di tahun 2011 ini gue bersentuhan lagi dengan teater keluaran IKSI punya nya Sastra Indonesia UI. Nama teaternya teater Pagupon yang punya arti burung dara. Awal mulanya gue hanya melihat selebaran di mading FIB, kalau Pagupon Open recruitment buat orang di luar IKSI sebagai penari, penyanyi, produksi, dsb. Secara spontan gue daftarkan diri dan teman gue Rara buat jadi penyanyi. Udah lama kita memang tertarik banget sih sama Sasina tadinya. Sasina itu semacam grup vokal dari Sastra Indonesia, yang punya aliran khas Sasina. Aliran nya "Galau" deh pokoknya.
hmm, awalnya kita takut banget lho di hari pertama datang rapat bareng anak-anak Pagupon. Isinya wajah-wajah yang sempat gue lihat berseliweran di FIB sih. Tapi yaa namanya masuk ke komuitas baru yakan ? Dimana-mana yang paling sulit itu memulainya bukan?
Kesan pertama kita datang rapat adalah, kita gak tahan. Bukan gak tahan sama anak-anaknya, tapi gak tahan karena mata kita merah terkena asap rokok yang bertubi-tubi. hehehe. Tapi sekarang sudah terbiasa sih.
Terus latian di teater daun hari-hari berikutnya. Kami jalani dengan wajah positif alias Perezz.. :D hmm, ya bisa dibilang gitu kali ya. Lanjut lagi ada latihan alam ke Puncak . Awalnya gue sama rara takut ini ajang perpeloncoan seperti yang kita dapati di tempat lain. Tapi gue meyakinkan rara kalau kepergian kita ke puncak bisa mendekatkan diri kita sama anak-anak Pagupon.. Dan ternyata memang begitu adanya.
Anak-anak Pagupon sangat ramaah. Sangat terbuka. Tapi satu yang paling menyenangkan adalah karena mereka sangat lucu segala tingkah lakunya.
Yang paling ajaib sih ya, celotehannya Lucky, Nina, Emon, dan Cai. Ah, Juara banget bikin kita tertawa seharian.
hmm, mengenai empunya Pagupon, alias Mas Keca', awalnya gue segan sama doi. Tapi, ternyata Mas Keca' orangnya doyan iseng juga. Nasi yang gue udah ambil di piring buat makan siang gue, dia embat . hmm, tapi Mas Keca' orangnya baik. Jadi kita semua senang dengannya :)
Di puncak, di villa nya Kak Ian, gue mendapat kesan yang satu. Galau. Tempatnya pas banget buat galau. Sejuk, asri, Homey, dan selalu diputar lagu-lagu sasina yang sudah juara galaunya. Mungkin sesi yang paling ngena di kepala gue adalah sesinya nyanyi dalam kolam renang yang sangat dingin itu. Kita disuruh nyanyi lagu Sasina kam disana. Hmm, coba deh , kan gue anak baru saat itu yang belum hafal lagu-lagunya. jadi gue hanya mangap-mangap mirip anak TK belajar ngaji.
Ya, sesi lainnya yang paling ngena itu sesinya Harjay. NGENA nya maha dahsyat. Ngena sendi-sendi, otot, dan mood gue saat itu. Bayangkan saja kita mengolah tubuh sedemikian rupa selama 4 jam-an di atas rumput baasah, ketika malamnya kita harus pentas kecil-kecilan lho. hehehe
Kalau ada yang belum tau sesinya harjay itu kayak apa, coba ingat aja Gerakan senamnya Betty Tilarso dicampur gerakan melantainya Ratu kayang plus gerakan jalan kodok mengitari lapangan. Apa jadinya betis kita-kita ini kam. hehehehe
tapi , terima kasih lho Harjay, tanpa mu kita tidak pernah membakar kalori sebanyak itu hari itu. Terima Kasih Harjay :)
Sesi lainnya , sesi Artistik (pengadeganan) oleh Mr. Anas. Pertama kali gue liat pria ini, dipikiran gue orangnya kalem lho. Ternyata gue salah besar. Dia pembicara yang ulung. Mungkin dia harusnya masuk Fakultas Hukum aja atau jadi reporter. hehehe. Tapi ada yang menarik, dia sempat kehabisan kata pas ngisi sesi itu. Dan entah kenapa gue bisa menambahi. Misalnya pas dia mau bilang sesuatu tentang inti dari teater absurd itu apa, dia mengeluarkan ekspresi merem-merem, sambil bilang, "apa itu namanya?" , "hmm", "itu lho", "bukan..bukan". Terus gue nyeletuk "maksudnya Visual?" . Dan dia langsung bilang gini "nah itu dia, I Like That! "
:D
haha. itu saat dia bilang I Like that itu, spontan kita semua tertawa kam. Lucu aja. Mana si Ucup nyebut "I Like That " juga lagi pas sesi musik . Maksudnya buat ngecengin Mr. Anas.
Ya, malam itu Mr. Anas juga termasuk jadi bahan cengan mereka. entah kenapa, karena saat itu gue roaming. hehe
Ya, yang jelas, si Mr.Anas ini dia kedepannya jadi Asisten Sutradara pementasan Rashomon yang kita garap ini. Di Rashomon ini dia berperan jadi mayat dengan predikat memuaskan sebagai mayat (berasal dari sebuah komentar yang gue dengar). Mungkin dia berbakat jadi aktor FTV barangkali. Ya, saya doakan semoga dia bisa menjadi apapun yang dia mau dan jadi orang sukses. Dan kalaupun sukses, semoga ajak-ajak kita yaaa . hehe
hmm, sudah. cukup sekian dulu ya laporan tentang teater ini.
Mungkin kalau ada kesempatan, kita cerita-cerita lagi ttg Teater Pagupon :)
4 comments:
haha, sasina aliran galau.. haha
oya, yg diputer di puncak itu lagu pagupon, kam.. bkn sasina..
ciheeeyyy, lanjutin dong ceritanya ttg Mr Anas..
I Like That.. aaaahhhh... ciheee ciheee
cikiciwww...
:p
hahaha. maaf ya salah ya. itu lagu pagupon ya. rancu sekali.
yaya. itu cerita nya segitu dulu kam ttg Mr.Anas nya. Nanti ada yang ke geeran abisnya.
hehehehhe
:P
EHM...
ihihihihihi!! senyum2 sendiri bacanya! hihihi tapi gw mau koreksi dikit, pagupon artinya rumah burung dara, bukan cuma burung dara! :D I LIKE THAT, INDAHRAIRA!
Post a Comment