Jakarta, 15 Juli 2014
16:27 WIB
Aku ingin bicara tentang sebuah quotes yang menggugahku pagi
ini.
Quotes itu berbunyi “Time is what we need most but what we use worst.”
Kontan saja tulisan ini mengingatkan aku akan berapa banyak detik, waktu, jam,
hari, minggu dan seterusnya, yang kubuang percuma. Takaran “percuma” atau “sia-sia”
ini mungkin hanya aku saja yang dapat merasakannya. Kita memiliki takaran
penilaian masing-masing tentang diri sendiri, bukan?
Aku teringat sebuah ayat di Al-Qur’an yang berbunyi “Demi
masa sesungguhnya manusia kerugian.” Demi masa. Ya demi masa atau waktu dalam
artian sempitnya. Kita sungguh dalam kerugian. Jika kita tidak mensyukuri dan
menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Karena sesungguhnya manusia harus
ingat akan 5 hal ini.
“Sehat sebelum sakit. Tua sebelum muda. Kaya sebelum miskin.
Lapang sebelum sempit. Dan Hidup sebelum mati.”
Begitulah bunyi surat Al-Ashr dalam Al-Qur’an.
Aku pernah mengabaikan waktu. Ah bukan pernah lagi. Mungkin
bisa terbilang sering. Tapi bukan berarti ini membuatku harus bertindak cepat
dalam melakukan segala hal. Bukan secetek itu juga. Tapi bagaimana aku
menikmati dan mensyukuri tiap detik yang aku punya. Karena tidak ada yang tahu
apa yang akan terjadi bahkan 1 detik ke depan. Apakah tulisan saya akan
selesai, atau terhenti di tengah-tengah karena tidak diperkenankan Allah
memiliki waktu lagi.
Aku butuh waktu untuk menyampaikan tulisan ku ini. Aku butuh
waktu untuk membangun pertemanan. Aku butuh waktu untuk memutuskan suatu
pilihan. Aku butuh waktu untuk mempersiapkan segala hal untuk cita-citaku. Aku
butuh waktu untuk mencapainya. Tapi apakah aku menggunakan waktu yang aku punya
untuk sungguh-sungguh meraihnya?
Bahkan kadang kita bisa alpha, apakah keputusanku berada
hari ini di sini, di waktu ini, adalah keputusan yang tepat untuk berada di
jalan yang lurus sesuai cita-citaku maupun jalan yang lurus yang Allah
bentangkan untuk kita?
Mulai saat ini aku akan mencermati setiap langkah yang akan
aku lakukan, dan menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Meski aku harus
berhadapan dengan macet lalu lintas sekalipun, tak ada waktu untuk mengeluh.