Teh pukul empat
Yang tersuguhkan
Biar ia tiup hingga dingin
Biar tenteram dulu dipandang
Pelan-pelan ia harumi
Hingga kering uapnya
Teh pukul empat
Yang tersuguhkan
Biar ia putar-putar cangkirnya
Biar ia centang centing sendoknya
Pelan-pelan ia angkat
Hingga tersentuh panasnya
Teh pukul empat
Yang tersuguhkan
Biar ia tambahkan gula-gula
Biar ia maniskan airnya
Pelan-pelan ia cicipi
Hingga tak ada lagi tersisa
Teh pukul empat
Yang tersuguhkan
Biar ia tuangkan
Biar ia habisi isinya
Pelan-pelan ia tunggu keesokannya
Hingga tiba teh pukul empat
berikutnya....
Tentu saja teh yang sama
Dari suguhan tangan yang sama
Dengan hari ini,
Esok,
Dan Seterusnya
Teh pukul empat,
Bukan sirup manis indah aneka warna
Ia hanya air bening kecoklatan
Yang menenangkan
Ia bukan susu segar yang putih
Yang disukai semua orang
Ia sederhana dalam cangkirnya
Anggun setia pada pukul empat
Sore jelang senja
-Ira Indah
No comments:
Post a Comment